Pertemuan kemarin.

15/10/2016
Selamat malam untukmu yang siang tadi duduk disebelahku. Kau harus tau betapa bahagianya aku. Semakin tampan, entahlah mungkin karena aku terlalu lama tak pernah melihatmu atau memang nyatanya begitu. Namun dimataku kamu-lah yang paling tampan. Senyummu selalu saja berhasil membuatku kembali jatuh dan aku tidak pernah bosan akan itu. Meski tak ada sepatah kata-pun yang terucap antara kita. Meski hanya mata yang berucap, aku bahagia. Itu sudah cukup karena hadirmu saja sudah mampu mengobati perihnya luka karena merindumu.

Meskipun saling diam, ketahuilah bahwa jauh dalam relung hati rinduku saling berebut untuk dipertemukan dengan sang impian. Mereka sibuk berlalu lalang didalam sana hingga membuat hatiku kembali berdegub tak terkira. Terlebih para serpihan kenangan yang kembali terbangun dibenakku seakan meminta penyelesaian yang sempurna. Mereka menuntutku untuk segera menuntas habiskan kisah rumit ini dan kemudian menguburnya jauh didalam ingatan agar tak ada lagi campur tangan hati padanya.

Kau hanya diam seolah kita tidak pernah mengenal sebelumnya. Seolah-olah kita adalah orang asing yang baru saja dipertemukan. Tak adakah kenangan sedikitpun yang teringat olehmu? Tak ingatkah pada kita yang dulu?

Untuk pertemuan tadi, untuk pertemuan yang tanpa melibatkan kenangan itu. Terimakasih.
Setidaknya rindu ini telah sedikit terkikis dan mengurangi perihnya luka yang terasa pedih mengiris. Semoga jika ada kesempatan lagi yang entah kapan datangnya, kuharap kita bisa kembali dipertemukan. Aku selalu menunggunya, saat dimana kamu ada didalam jarak pandangku. Saat dimana senyummu kembali menghiasi bola mataku. Aku akan selalu menantinya...

0 komentar:

Posting Komentar