ff Baekhyun//voice... part 7//jungshafa

Voice ... Part 7
.
.
Kulanjut disini because fesbuknya ngambek nggak mau ngepost ffku yang gaje ini 😭😭

"Tuhan,bisakah Kau membawanya kembali kepelukanku?"
.
"Kubur harapanmu dalam dalam jika kau tak mau terluka semakin dalam"
.
Author pov
Hye in menoleh pada sumber suara tadi.
"Ah oppa,kukira siapa"hye in tersenyum lalu duduk dikursi taman.
"Aku tadi keapartemenmu lalu hyo an bilang kau jalan jalan keluar"
"Benarkah? Apa hyo an hanya bilang itu?" Hye in mulai curiga.
"Tidak"
"Dia bilang apa padamu?"
Kai menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan.
"Dia bilang kau seharian kemarin tidak makan,semalaman kau tidak tidur dan menghabiskan kopi cukup banyak"
Hye in membenarkan posisi duduknya.
"Hanya itu?"
"Hye in,apa ini semua karena Baekhyun hyung?"
"Tidak" hye in terlihat bingung.
"Apa? Kau mau apa ketika aku menyebut nama baekhyun. Baek-hyun,byun-baek-hyun. Kau mau mencari kaca mata hitammu dan selalu menutupi kesedihanmu!"
Hye in terdiam sambil sesekali menggigit bibirnya.
"Hye in~ah,kau tidak bisa terus seperti ini. Bangkitlah,banyak orang diluar sana yang menyayangimu yang pasti akan merasa sedih ketika tau keadaanmu yang sebenarnya. Aku tau kau masih berharap banyak pada hyungku itu,kau masih berharap semua bisa kembali seperti dulu? Kubur harapanmu dalam dalam jika kau tak mau terluka semakin dalam"Kai beranjak dari kursi taman lalu berjalan masuk kegedung apartemen.
.
Hye in pov
Aku segera berlari masuk ke apartemen sebelum kamera kamera pengintai menangkap basah aku yang tengah menangis.
'Bruk'
"Aww"wanita yang tak sengaja kutabrak itu tertunduk sambil memegangi lengannya.
"Mianhae" dan ketika wanita itu menghadap wajahku,sungguh rasanya aku ingin menampar wanita itu. Mencurahkan semua unek unek yang senantiasa bergelut dihatiku. Namun lagi lagi aku tidak mampu,bukan! Bukan tidak mampu,hanya tidak boleh.
"Mianhae eonnie jeongmal mianhae"aku membungkukkan badanku sembilan puluh derajat.
"Sudah tidak apa apa"wanita itu memegang kedua bahuku dan menegakkan posisi tubuhku.
"Kau menangis ? Kenapa?"dia bertanya kenapa? Apakah aku harus mengatakan padanya bahwa dia telah merebut senyum ceriaku dan sekarang aku hanya bisa menangis? Apakah aku harus mengatakan padanya bahwa aku mencintai kekasihnya? Apa aku harus terang terangan meminta baekhyun kembali padaku? Oh ayolah hye in,kau jangan gila.
"Gwaenchana taeyeon eonnie"
"Sungguh?"
Aku mengangguk cepat.
"Lingkar hitam dibawah matamu itu menganggu kecantikanmu."taeyeon merogoh tasnya mencari sesuatu didalam sana.
"Iya,aku kurang tidur akhir akhir ini"
"Pakai ini"dia memberiku sebuah jar berukuran kecil. Krim mata,untuk apa? Aku tidak butuh ini.
"Gamsahamnida eonnie"
Taeyeon tersenyum lalu kembali berjalan menyusuri lorong apartemen yang sunyi. Aku memandang tubuh semampai Taeyeon yang kian jauh. Betapa bahagianya dia sekarang.
***
Author pov
Hye in masuk dan menutup pintu apartemen keras keras.
"Siapa yang menyiapkan ini?"gumam Hye in sambil mengamati beberapa piring makanan yang sudah tersedia dimeja.
"Makan lah,kau tidak mau makan lagi?"Baekhyun,pria itu duduk dikursi makan dengan santainya. Hye in memalingkan tubuhnya dan hendak menuju kamar.
'Grep!'tangan cantik baekhyun menahan lengan hye in yang terasa begitu kurus.
"Makanlah!"kali ini nada biara baekhyun terdengar memaksa. Baekhyun melirik jar kecil ditangan hye in lalu merebutnya.
"Ini milik taeyeon?"tanya baekhyun.
"Ini sudah menjadi milikku! Taeyeon eonnie yang memberinya"
"Dia memberimu?"
"Memang kenapa? Jangan khawatir aku tidak memberitahu apapun! Aku hanya bilang jika aku kurang tidur! Aku tidak bilang bahwa aku tidak pernah tidur,aku juga tidak bilang kalau aku mencintaimu,aku juga..." Baekhyun membungkam mulut mungil Hye in.
"Makanlah,kumohon"ucapan baekhyun kali ini terdengar lembut dan penuh kasih sayang.
”Nanti aku akan makan tanpa kau suruh"
'Drep'
Baekhyun berlutut dihadapan Hye in seraya menundukkan kepalanya.
"Apa ini semua karenaku? Aku minta maaf,benar benar minta maaf hye in~ah,jangan begini kumohon. Kau boleh membenci aku yang kurang ajar ini tapi jangan menyiksa dirimu seperti ini"
Lutut Hye in bergetar,kakinya melemah tak mampu lagi menahan berat tubuhnya yang tak seberapa. Dia roboh jatuh bersamaan dengan air matanya yang kini mengalir cukup deras.
"Jangan pedulikan aku lagi oppa,aku akan semakin merasa sedih jika kau mempedulikan aku. Itu terasa begitu menyedihkan. Pergi dan jangan pernah membuatku merasa nyaman lagi"
"Aku membuatmu nyaman?"
Hye in mengangguk pelan.
"Kau tau saat kau menciumku? Hatiku sangat terasa sejuk. saat dibus,kau menyandarkan kepalaku dibahumu saat itu aku tidak benar benar tidur. Aku tidak membuka mataku karena itulah tempat paling nyaman,saat kau memelukku diatas panggung dihadapan penggemar aku berharap saat itu juga kau berteriak dan berkata bahwa aku adalah milikmu. Saat aku dilempari tomat aku berharap kau memelukku dan memarahi orang orang yang melempariku tomat. Tapi semua harapanku itu tidak mungkin terwujud. Maka aku akan mengubur dalam dalam harapanku agar aku tidak terluka semakin dalam. Jadi kumohon jangan pedulikan aku lagi,dengan begitu aku tidak akan berharap padamu"pipi tirus Hye in sudah basah oleh air mata yang seakan tak mau berhenti. Baekhyun memeluk gadis malang itu. Dinginnya lantai apartemen bahkan sama sekai tidak terasa. Kaki kaki hye in masih belum sanggup berdiri.
"Baiklah jika itu yang kau minta maka aku tidak akan memperdulikanmu"baekhyun berjalan keluar dari apartemen milik girlstar.
Hye in menguatkan dirinya untuk berdiri. Dia tidak ingin sahabat sahabatnya melihat keadaanya sekarang. Gadis itu menyambar jaket kulit warna hitam dikursi ruang tamu,tas selempang warna hitam,topi,heels boot warna hitam yang dikenakan hye in saat ini sangat elegan dipadukan dengan jeans hitam dan baju berwarna putih. Tak lupa kacamata hitamnya(lebih detailnya lihat foto diatas 👆kkkkk). Hye in melangkah menuju basement gedung apartemennya dengan membawa sebuah kardus berukuran sedang. Setelah ia sampai dibasement tak menunggu waktu lama dia melesat cepat dengan mobil merahnya. (Mau kemana dia? Hanya author yang tau kekekeke engga deh becanda.)
Sesampainya ditepi sungai han dengan ragu hye in membuka pintu mobilnya. Jangan berfikir ini sungai han yang membentang membelah kota. Sungai han yang cukup sepi dan jarang ada orang disini.
Hye in mengambil kardus dikursi belakang mobilnya. Melangkah yakin melewati ilalang yang menari nari terkena tiupan angin. Hye in membuka kardusnya,beberapa boneka,album foto,beberapa tangkai bunga yang telah layu,sweater couple,sepatu couple,mug bergambar baekhyun dan semua yang berhubungan dengan Baekhyun. Ya! Dia akan membuangnya. Membiarkan semua kenangannya hanyut terbawa aliran sungai han. Hye in membuang satu persatu barang barang itu (jangan ditiru yaa,buang sampah disungai itu perbuatan tidak terpuji hehehe). Tangan mungilnya meraih sebuah album foto berwarna coklat muda yang sudah berdebu. Jari jarinya bergetar saat membuka halaman demi halaman album itu. Benda itu,benda yang kini ada dipelukan hye in adalah satu satunya saksi bisu kebahagiaannya dengan baekhyun yang masih tersisa. "Jangan membuang sampah disungai"ucap seorang pria yang berdiri tepat dibelakang hye in. Entah sejak kapan sehun bediri disana. Hye in membalikkan badannya dan langsung memeluk sehun erat,seolah meminta sebuah kekuatan untuk memantapkan niatnya.
"Aku tidak suka hye in,lupakan dia pelan pelan,bukan begini"
.
Senja mulai menyapa indahnya pesona ujung kota Seoul. Sehun dan Hye in merebahkan dirinya diantara ilalang yang tumbuh tidak terlalu tinggi.
"Kenapa kau bisa tahu aku disini?"
"Aku melihatmu tadi seperti terburu buru dan kau memakai kacamata hitam,aku tau benar kau sedang tidak baik baik saja. Makanya aku menyuruh kai mengantarku kemari karena mobilku sedang dibenahi"
"Lalu?"
"Kukira kau mau bunuh diri kemari ternyata kau masih menyayangi dirimu sendiri"
Hening,satu menit,dua menit. Masing masing dari mereka sibuk merasakan sapuan angin yang membelai tubuh mereka. "Aku baru tau diseoul ada tempat seindah ini" tutur Sehun memulai kembali pembicaraan.
"Aku sering kemari dulu jauh sebelum aku menjadi trainee. Bersama seorang sahabatku,sahabat yang berjanji menikahiku namun dia memilih mati demi menyelamatkan nyawaku" ucap hye in sambil menatap langit juga.
Sehun memandang wajah hye in yang sedang tersenyum penuh kedustaan,hidungnya yang mancung sempurna,bola mata yang indah,dan bibir yang errrr membuat Sehun ingin menciumnya sekarang juga. Hye in menatap Sehun sebentar dan kembali menyebar pandangannya kelangit seraya melanjutkan ceritanya.
"Aku juga sering datang kesini dengan Baekhyun,entah kenapa aku bisa merasakan sahabatku yang telah pergi itu ada dalam diri seorang Byun Baekhyun" hye in menatap jauh kelangit menelusuri sebuah kebahagiaan yang dicarinya sejak lama. Imajinasinya mulai terbentuk,hye in tersenyum ketika melihat senyum sahabatnya disana.
"Bagaimana denganku?" Pertanyaan Sehun membuat lamunan gadis itu buyar. Hye in menatap Sehun dalam dalam mencari arti pertanyaan tadi. Sehun segera bangun dan membersihkan bajunya dari beberapa ilalang yang menempel dibajunya.
"Ayo pulang sudah sore"ajaknya. Hye in mengikuti langkah Sehun dari belakang.
***
.
.
TBC.


0 komentar:

Posting Komentar