Can You Hear Me ? (Chapter 3)





Author : Shafa Jung

Length : Chapter

Genre : Marriage Life,Sad,Romance,

Rating : PG-15

Main Cast : Oh Sehun-Park Hyejin(oc)

Additional cast : Kim Jongin,Kim Jiyeon (oc),Hwang Daehee (oc),Oh Nara (oc),Tiffany (oc)


Author pov’s

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 malam tetapi Sehun belum pulang juga. Ponselnya juga tak bisa dihubungi dia sudah berusaha menghubungi Nara namun Nara tak tahu keberadaan adik satu-satunya itu. Satu hal yang ditakutkan Hyejin adalah jika Jongin bertindak nekat lagi malam ini.
“Hyejin-ah!”teriak seseorang dari ruang tamu membuat Hyejin segera keluar dari kamarnya. Sampai ditangga langkah Hyejin terhenti ketika mendapati Sehun yang tergolek lemah disofa ruang tamu.
‘Dia mabuk’Hyejin berbalik arah hendak kembali kekamarnya.

“Hyejin-ah”Hyejin menoleh pada pria yang terus saja memanggil namanya.

“Aku ambilkan selimut dulu”ucap Hyejin. Tak lama kemudian Hyejin muncul dari kamar Sehun dengan sebuah selimut ia lalu menutupi tubuh Sehun dengan selimut,bau alkohol begitu menyengat dari pria itu.

“tidurlah,aku tidak akan kuat untuk memapahmu kekamar”Hyejin kemudian berbalik hendak menuju dapur untuk mengambil air minum.

“Hyejin-ah”Hyejin menghembuskan nafasnya kesal,Sehun terus saja memanggil namanya sejak tadi.

“Ada apa?”Hyejin duduk disamping kepala Sehun.

“Jangan pergi”

“Aku hanya kedapur Sehun”

“Jangan pergi meskipun kontrak kita berakhir,tetaplah bersamaku. Aku mencintaimu”

Hyejin terperangah medengarnya,kini jantungnya berdetak tak beraturan nafasnya memburu dan fikirannya sudah tak sejalan lagi dengan kemauannya.

“Hyejin-ah”kini panggilan itu sedikit melemah,pria itu hampir tertidur. Dengan sedikit ragu jemari Hyejin diletakkannya pada surai hitam Sehun lalu mengelusnya pelan. Membiarkan Sehun terlelap didalam tidurnya.

“Tidurlah,aku akan disini”ucap Hyejin lembut. Wajah Sehun begitu polos ketika tidur,mata elangnya itu bersembunyi dibalik kelopak putih susu,garis alisnya begitu tajam begitu pas dengan hidungnya yang melengkung sempurna. Hyejin tersenyum ketika matanya menatap bibir mungil Sehun,itu tidak sepenuhnya menyebalkan bahkan sekarang itu sangat imut terlebih ketika Sehun sedang tidak dalam mood yang baik maka bibir mungil itu akan terlihat sangat lucu,fikir Hyejin.

***

Pagi sudah datang dan Hyejin tetap pada kehidupan konyolnya. Hyejin terbangun dan segera menyiapkan sarapan. Sehun masih terlelap pada tidur nyenyaknya diruang tamu. Sup yang penuh dengan sayuran akan membuat Sehun lebih baik mengingat dia pasti sudah minum alkohol banyak semalam. Hyejin segera memindahkan sup dari panci kedalam mangkuk besar,gadis itu berbalik hendak menaruh mangkuk supnya kemeja makan.

“Astaga!”hampir saja mangkuk Hyejin terjatuh karena terkejut mendapati Sehun yang telah duduk manis sambil memakan sepotong roti tawar dimeja makan.

“Apa kau masih mabuk?”tanya Hyejin sedikit takut. Sehun menggeleng dengan mulutnya yang penuh dengan roti tawar.

“Apa yang kau ingat apa yang kau katakan semalam?” lagi-lagi Sehun menggeleng kali ini Hyejin tersenyum lega meilihat gelengan kepala Sehun jadi dia tidak perlu bersikap canggung hari ini,toh dia hanya harus berpura-pura tidak tau bahwa Sehun mencintainya,itu saja.

“Memangnya aku bicara apa?”tanya Sehun membuyarkan lamunan Hyejin.

“T-tidak,tidak berkata apapun selain terus memanggil namaku dan itu sangat mengganggu”ucap Hyejin sambil mengambilkan sup kedalam mangkuk kecil untuk Sehun.

“Kau minum dengan siapa tadi malam?”

“Teman-temanku,aku sudah lama tidak minum karena ibuku melarangnya”Sehun memasukkan sendok yang penuh dengan kuah sup kemulutnya.

“Apa hanya ibumu yang melarang?” Sehun mengangguk meninggalkan fikiran ‘tidak mungkin’ diotak Hyejin,Sehun ini putra kesayangan jadi pastilah semua melarangnya melakukan hal negatif.

“Ayah,Noona dan terutama Nenekku,mereka akan sepakat menarik semua fasilitasku selama satu bulan”
Hyejin melongo mendengar pernyataan Sehun baru saja,semakin menguatkan bahwa Sehun benar-benar sangat disayang.

“Apa itu pernah terjadi?”

“dua bulan sebelum aku mengajakmu makan malam”

Hyejin mendengus kesal,dia bahkan sedang berusaha melupakkan kejadian makan malam yang menjerumuskannya pada pernikahan konyol ini. Makan malam yang membuatnya harus bangun pagi setiap hari dan memasak sarapan pagi untuk Sehun. Makan malam yang membawa hatinya untuk jatuh cinta pada pria yang tengah lahap memakan semangkuk sup buatanya dihadapannya.

“maka dari itu nenek menyuruhku menikah,mungkin setelah menikah aku akan berubah”Hyejin mengangguk mengerti mendengar pernyataan Sehun.

“lalu kenapa kau tidak menikah dengan pilihan keluargamu? mungkin keluargamu akan memilihkan istri yang tepat”
Sehun beranjak dari duduknya setelah meneguk segelas susu putih,dia berdiri disamping tempat duduk Hyejin lalu sedikit membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan Hyejin. Membuat jantung Hyejin berdebar begitu cepat untuk kesekian kalinya.
“Lalu bagaimana jika pilihan yang tepat itu adalah kau?”
‘blush’ pipi Hyejin benar-benar merona sekarang,lagi-lagi Sehun membuatnya kehilangan konsentrasi. Sehun lalu berjalan keluar dari dapur tanpa sedikitpun merasa bersalah pada Hyejin, karena dia memang tidak salah.

"Aaa" teriak Hyejin dari dapur. Sehun segera berlari kearah dapur,memastikan keadaan Hyejin.

"Ada apa?"
Pria itu mendapati Hyejin tengah mengaliri jari telunjuknya diwastafel.

"Hanya terkena pisau,sudah tidak apa-apa"Hyejin tersenyum sambil mengeringkan telunjuknya dengan handuk,menyembunyikan rasa perih disana. Sehun kemudian melenggang kembali keruang tv "Cih,pria itu apa dia benar-benar tak punya hati"umpat Hyejin kesal.

"Hyejin-ah kemari!"teriak Sehun dari ruang tv.

"Apa lagi?"Hyejin menghampiri Sehun dengan perasaan kesal.

"Duduklah"Sehun berjalan kearah lemari obat dan kembali dengan satu kotak kecil. Sehun kembali lali memposisikan duduk mereka hingga keduanya saling berhadapan.

"Apa kau tau hal lain yang paling kubenci selain menunggu?"tanya Sehun sambil membersihkan luka Hyejin.

"Aku tidak ingin tau" jawab Hyejin singkat. Pria itu mensejajarkan wajahnya dengan Hyejin hingga membuat Hyejin kikuk membuang pandangannya kesegala arah. Sehun tersenyum simpul penuh pesona,sesaat kemudian dia membalutkan plester pada telunjuk Hyejin.

"Aku benci melihat gadis yang kucintai terluka"ucapnya sambil mengembalikan kotak tadi ketempatnya meninggalkan Hyejin yang merasakan puluhan kupu-kupu beterbangan diperutnya. Buru-buru Hyejin pergi kekamarnya dan menutup pintu rapat-rapat,Hyejin sangat tidak ingin Sehun melihat wajahnya yang kini semerah tomat.

"Apa tadi adalah ungkapan cintanya?"Hyejin memegangi kedua pipi tirusnya yang terasa panas.

"Eottokhae!!" tanpa disadari teriakkannya terlalu keras hingga membuat Sehun terkikik geli dibalik pintu.

"Ya Hyejin-ah,telur dadarmu hangus!"
Sontak gadis yang masih dalam persembunyiaannya itu keluar begitu saja tanpa mengetahui bahwa Sehun tengah tepat didepan pintu kamarnya.

'Bruk'Hyejin terjatuh dipelukan Sehun.

"Apa kau terlalu gugup hingga kau lupa bahkan kau tidak memasak telur pagi ini?"ucap Sehun pelan namun membuat Hyejin serasa ingin mati sekarang.

***

Hari sudah senja,Hyejin masih termangu dihalte bus. Beberapa bus sudah berlalu dan tak ada sedikitpun niat Hyejin untuk pulang. Fikirannya melayang entah kemana. Hanya kata-kata Jong in beberapa saat yang lalu yang bisa dia ingat.

"Selamat atas pernikahanmu nona,tapi perlu kau tau bahwa suamimu itu sudah lama dekat dengan adikku dan adikku juga sudah lama menginginkannya ingat juga bahwa aku ini mencintaimu dan aku tak akan membiarkan pernikahan kalian baik baik saja"

"Kau jahat Jongin"ucap Hyejin tegas,tak ada rasa takut pada pria yang nyaris menculiknya kemarin itu.

"Kau lebih jahat"

Hyejin terduduk lemah ditempat duduk halte. Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia mengadu pada Sehun. Tapi bukankah dia senang jika pernikahan mereka akan berakhir? Bukahkah Hyejin tak pernah menginginkan pernikahan ini?
"Aku pulang"ucap Hyejin pelan setelah membuka pintu rumahnya.

"Kenapa baru pulang? Apa kau naik bus? Kenapa tidak menghubungiku? Kata Daehee kau sudah pulang sejak tadi"
Tak ada sedikitpun keinginan dihati Hyejin untuk menjawab pertanyaan pertanyaan itu. Dia melangkah menuju kamarnya lalu beberapa saat kemudian keluar.

"Bisakah malam ini kau tidur dikamar tamu? Aku ingin tidur sendiri,toh orang tua kita tidak akan tahu jika kita tidak sekamar bukan?" Tanpa menunggu jawaban dari Sehun yang masih berdiri didepan kamarnya itu Hyejin sudah menutup rapat pintu kamarnya.

***

Sejak hari dimana Jongin mengancam Hyejin,gadis itu lebih banyak murung. Dipagi hari ia bangun memasak untuk Sehun lalu berangkat kuliah dengan bus. Pulang ketika senja datang memasak untuk makan malam lalu kembali kekamarnya dan terjaga hampir sepanjang malam.

"Hyejin-ah"panggil Sehun ketika Hyejin tengah melangkah melewati ruang tv.

"Hm"

"Kemari sebentar"

Hyejin duduk disebelah Sehun.
"Kau ini kenapa? Kenapa berubah sekali?"
Hyejin hanya menghela nafasnya.

"Bisa kita bicarakan ini sepulang kuliah saja?"tak ada kata-kata apapun selain itu dan Hyejin berangkat kuliah. Meskipun Hyejin selalu ketakutan ketika jauh dari Sehun,dia begitu mengkhawatirkan Sehun jika sewaktu-waktu terjadi hal buruk pada pria itu

***

"Selamat pagi nyonya Oh,apa kalian masih baik baik saja?"tanya Jong in sambil mengelus pipi Hyejin lembut.

"Yak jangan ganggu sahabatku!"protes Daehee tak terima dengan perlakuan Jongin.

"Tinggalkan suamimu itu dan kita akan hidup bahagia"bisiknya pelan agar tak terdengar oleh Daehee. Yah,meskipun Daehee telah jauh lebih mengetahui rencana selanjutnya.

Hari ini Hyejin lebih memilih untuk pulang lebih awal. Emosi hatinya benar-benar tak tertahankan. Gadis itu menangis sejadi jadinya didalam kamar. Ia tahu benar bahwa pelan-pelan ia telah jatuh hati pada pria yang telah satu bulan tinggal satu atap dengannya itu. Rasa takut bahkan selalu menyelimuti hatinya,takut jika Jongin benar-benar melakukan hal yang tidak diinginkannya kepada Sehun. Takut jika keluarga Sehun akan menyuruh Sehun pergi meninggalkannya jika tahu bahwa bersamanya Sehun tidak akan aman.
Pintu rumah terbuka,menimbulkan suara yang memecah keheningan rumah.

"Aku pulang"ucap Sehun lalu melirik arloji seharga 12 juta ditangannya. Masih pukul 4 dan Hyejin pasti belum pulang.
Satu jam ,dua jam,tiga jam. Tak ada tanda tanda kehadiran istrinya. Rasa khawatir menyelinap didadanya namun segera ditepisnya. Perempuan itu akan baik-baik saja dia adalah runner up Miss Korea,yah setidaknya Hyejin selalu menekankan itu disetiap keahliannya.
Sehun memilih untuk mematikan televisinya dan melenggang menuju tempat tidurnya.

Berulang kali ia mencoba memejamkan matanya namun tetap tak bisa. Pria itu meraih ponselnya.

"To : My Lovely Wife
Kau dimana?"

Sedikit menggelikan membaca nama kontak itu,namun memang Sehun sengaja mengubahnya sejak seminggu yang lalu. Dia benar-benar jatuh cinta...
"Sehun-ah"suara lemah itu terdengar sayup dari balik pintu kamarnya. Pria itu bergegas membukakan pintu dan sungguh betapa hancur Sehun ketika melihat keadaan Hyejin dengan mata sembab dan penampilan yang berantakan. Ingin sekali rasanya memeluk gadisnya ini tapi bagaimana lagi,ia takut Hyejin menolak mentah mentah perlakuannya. Sehun masih terdiam berfikir apa yang harus ia lakukan kini.

Tiba-tiba pria itu dikejutkan dengan pelukan Hyejin,gadis itu menangis.
"Hyejin-ah" Sehun membalas pelukan itu.

"Masuklah dulu" Sehun membimbing langkah Hyejin kesebuah sofa yang ada didalam kamarnya.

"Kim Jongin,apa kau mengenalnya?"
Sehun mengangguk "Dia kakaknya Jiyeon teman dekatku namun beberapa minggu ini Jiyeon tak pernah menghubungiku lagi."

"Seharusnya kau tak menyetujui pernikahan ini"
Sehun terperangah mendengar ucapan itu. Baru saja ia merasakan hal-hal bahagia,seperti melihat Hyejin setiap hari dan makan masakkannya. Tapi dia malah mengatakan hal seperti itu.

"Jiyeon mencintaimu! Dia hancur mendengar pernikahan kita dan kakaknya memang sejak dulu mengejarku"

"Lalu?"Sehun memberanikan diri menggenggam tangan Hyejin.

"Jongin akan segera menghancurkan kita,dia bahkan mengatakan hal itu padaku setiap kita bertemu dikampus"
Sehun menghela nafasnya,berusaha mengendalikan emosi yang bergejolak dihatinya.

"Dan kau tau siapa yang menculikku saat hari pernikahan kita?"
"Jongin"
Hyejin melepaskan genggamann tangan Sehun,Hyejin tak ingin Sehun tau bahwa suhu tangannya perlahan mulai turun karena gugup.

"Semua akan baik-baik saja,kali ini kau bisa percaya padaku kan?" Hyejin mengangguk pelan.
"Pergilah tidur,ini sudah malam"

"Bisakah kau menemaniku?"
Sehun kembali terkejut dengan permintaan Hyejin. Sehun lalu mengikuti langkah Hyejin kekamarnya dan meninggalkan kamar Sehun.

"Sehun-ah"Hyejin memiringkan badannya kearah Sehun yang telah memejamkan mata.

"Hm"

"Apa semua akan baik-baik saja?" Sehun memiringkan badannya lalu mendekap gadis itu,mengelus pelan surai coklat tua itu.

"Tentu,percaya padaku" Sehun mengecup singkat puncak kepala Hyejin memastikan bahwa tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan gadis itu.
Setidaknya pelukan itu bisa membuat Hyejin jauh lebih tenang. Dia bisa tidur nyenyak malam ini.

 ***

"Selamat pagi nyonya Oh,bagaimana tidurmu?"sapa Sehun saat duduk diruang makan. Tak ada jawaban dari gadis yang tengah sibuk memasak itu.

"Sarapanmu belum siap"ucapnya beberapa saat kemudian dengan wajah sedikit muram,Sehun tidak biasanya akan duduk dimeja makan sepagi ini.

Sehun memandangi gadis yang tengah sibuk memasak didapur yang tak jauh dari tempat duduknya sekarang. Andaikan saja dia bisa memberinya kecupan manis setiap pagi,memeluknya sebelum berangkat kuliah pasti sangat membahagiakan. Hanya saja Sehun tak punya keberanian yang cukup untuk itu.

***

"Kim Jongin!"panggil pria bertubuh jangkung dari kejauhan. Jongin menoleh "Hay brat apa kabarmu? Kau sudah mendapatkan malam pertamamu?"tanya Jongin santai.

"Berhenti menganggu istriku!"Sehun masih berusaha mengontrol emosinya.

"Kau tau betapa menderitanya adikku sekarang? Dia bahkan tidak makan dengan teratur,tidak pernah tidur dan kau penyebabnya!"

"Aku? Apakah aku pernah mengatakan padanya bahwa aku mencintainya? Apakah aku berjanji padanya bahwa aku akan menikahinya? Aku bahkan hanya menganggapnya teman dekat!"kali ini Sehun lebih menaikkan nada suaranya.

"Lalu? Kau bisa menikah seenaknya dengan gadis yang aku cintai?"
Sehun tersenyum kecut "Dia bahkan tak menyukaimu sedikitpun"
Sehun melenggang pergi meninggalkan kampus istrinya itu sebelum dia benar-benar menghajar pria bernama Jongin itu.

Hyejin,gadis itu terduduk lemah dikafetaria kampus. Wajahnya pucat dan itu membuat Daehee khawatir. Khawatir jika Hyejin sakit sebelum dia membuatnya jauh lebih sakit dari ini.
"Hyejin-ah"
"Park Hyejin!"
"Yak Oh Hyejin!!"
"Oh?"Hyejin tersadar dari lamunannya.
"Kau ini kenapa? Kenapa diam seperti itu? Apa yang sudah kau lihat huh?"
Hyejin menarik nafas panjang.
"Sehun"
"Ha? Sehun?"
Hyejin mengangguk pelan.
"Dia tadi datang dan memarahi Jongin dan aku takut semuanya akan makin buruk"ucap Hyejin lemah.
"Apa Sehun memberti tahumu bahwa dia akan kesini tadi?"

Hyejin menggeleng sebagai responnya.
"Apa Sehun melihatmu?" Hyejin menggeleng lagi.

"Sebentar lagi kalian akan segera lulus dan pindahlah keluar negri agar pria hitam itu tak menganggu kalian!" Daehee mengecilkan volumenya ada sedikit perubahan mimik wajahnya dan Hyejin tak menyadari itu.

***

 Usai makan malam Hyejin melangkah kekamarnya. Sebenarnya sejak tadi ia ingin menanyakan apa maksud Sehun mendatangi Jongin tadi siang namun lagi-lagi perasaan takut kembali menghampirinya. Langkah Hyejin terhenti ketika merasa seseorang mengikutinya. Gadis itu berbalik dan seketika nafasnya tecekat,pria dihadapannya benar-benar tampan meski hanya dengan balutan kaos putih polos yang membalut tubuh putih susunya.

"K-kau kenapa mengikutiku hah?"
"Untuk tidur?"
"Siapa yang menyuruhmu tidur dikamarku hah?"nada suara Hyejin mungkin telah naik satu oktaf karena mendengar pernyataan Sehun. Pria itu tersenyum simpul lalu melenggang kekamarnya sendiri. Hyejin menggigit bibir bawahnya ia merasa bersalah telah menolak 'suaminya' untuk tidur dikamarnya. Bukankah Hyejin tak seharusnya melakukan itu?
Jam dinding terus saja berputar hingga menunjukkan tepat pukul 12 malam. Hyejin masih terjaga, beberapa kali dia mengubah posisi tidurnya. Ia kemudian menghela nafasnya kasar.

"Apa aku harus kekamarnya?"gumamnya pelan. Tak lama kemudian gadis itu melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar Sehun. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu,yeah dia memang tak pernah mengunci pintu kamarnya karena Sehun selalu berharap gadis itu akan menghampirinya ketika malam telah larut dan mengadu padanya jika tak bisa tidur.

"Sehun-ah"panggil Hyejin pelan.

"Hm"pria itu memejamkan matanya berpura-pura telah tertidur.

Tanpa memberi respon lagi Hyejin naik ke ranjang dan tidur membelakangi Sehun. Sehun membuka matanya sejurus kemudian dia tersenyum,harapannya menjadi kenyataan. Pria itu memberanikan diri untuk menepis jarak antara keduanya.

"Sehun-ah"Hyejin terperangah saat tangan kekar itu melingkar dipinggangnya. Untunglah dia membelakangi Sehun,jika tidak dia tak tau lagi bagaimana menyembunyikan wajahnya yang memerah itu.

"Jangan banyak bicara,tidurlah"kalimat terakhir yang diucapkan Sehun sebelum mencium surai coklat gelap Hyejin dan keduanya tertidur pulas.

***

“Sehun-ah bisakah kau juga membelikanku beberapa daging sapi filet disupermarket?”ucap Hyejin ditelepon.

“Kau ini aku ini Oh Sehun kenapa kau menyuruhku membeli keperluan dapur?”omel Sehun membuat Hyejin menjauhkan ponsel dari telinganya.

“Kau kan sekarang sedang diluar jadi aku minta tolong,bisakan?”

“Baiklah Oh Hyejinku sayang”

Sebuah lengkungan manis terbentuk dibibir Hyejin setelah mendengar Sehun memanggilnya sayang. Gadis itu mulai menerima kebahagiaan yang hadir karena pria bernama Sehun,dia tak lagi menolak ketika perasaan bahagia selalu menghampirinya setiap Sehun melakukan hal-hal kecil yang membuatnya seolah terbang.

“Aku pulang”

Hyejin berlari keruang tamu tanpa melepas celemek dapurnya.
“Kau mendapatkannya?”
“Tidak”jawab Sehun singkat sambil meninggalkan Hyejin dengan 2 buah kantong plastik berukuran besar.
“Ya! Kau ini bagaimana kalau begitu tidak ada makan malam untukmu!”omel Hyejin sambil mengikuti langkah Sehun kedapur. Pria itu mengeluarkan satu persatu barang belanjaannya dari kantong plastik.

“Bahkan ibuku tidak pernah menyuruhku berbelanja,istriku ini berani sekali ya menyuruh suaminya membeli bahan-bahan masakan seperti ini”
Hyejin tersenyum tanpa dosa memandangi Sehun yang merapikan barang belanjaannya.

“Kau suka keju?”tanya Sehun sambil menunjukkan dua kotak keju. Sontak Hyejin berlari dan bersembunyi dibawah meja makan “Oh Hyejin?”Sehun menatap aneh tingkah konyol Hyejin.

"Aku tidak suka keju jadi kumohon jangan membawa keju kedalam dapur"

Sehun terkikik geli mendengar celotehan Hyejin lalu dia melongok kebawah meja memandangi wajah merah Hyejin.

“Miss Korea kenapa membenci keju hah?”

“Diam kau!”

Hyejin pov's

Undangan makan malam bersama keluarga Oh. Apa yang mereka inginkan? Aku medengus kesal saat menerima undangan itu dari seketaris Jang pagi ini. Kuraib ponsel dinakas dekat tempat tidur. Lebih baik aku meminta Daehee menemaniku kesalon.

"Daehee-ya bisakah kau menemaniku kesalon hari ini?"

"Kesalon? Untuk apa?"

"Keluarga Sehun mengundangku makan malam"

Cukup lama aku menunggu jawaban dari Daehee entah apa yang dilakukannya hingga lama sekali menjawabnya.

"Maaf Hyejin tapi sepertinya aku tidak bisa"

Kenapa Daehee berubah? Biasanya sesibuk apapun dia,sahabatnya itu pasti akan menyetujui permintaannya.

 "Apa aku meminta Sehun mengantarku?"

"Ahh tidak-tidak 3 minggu lagi dia akan ada sidang kelulusan aku tak ingin mengganggunya"



To be continue...

0 komentar:

Posting Komentar