FF Baekhyun//Voice... part 9//jungshafa

Voice ... Part 9
.
"Sekeras apapun aku berlari perasaan ini selalu memintaku kembali,namun setiap aku kembali tempat itu bukan untukku lagi"
"Perpisahan hanya datang sekali tapi kenapa kerinduan datang bertubi tubi?"
"Kau adalah orang yang kurindukan sampai aku merasa gila"
.
Author pov
Berapa kalipun dia membaca namanya tetap sama. Byun baekhyun dan Kim taeyeon.
Hingga sebuah mobil terparkir disebelahnya dan penumpang mobil itu mengetahui keberadaan hye in.
"Hye in~ah,apa kau baik baik saja?"
Kim taeyeon,wanita itu mengetuk ngetuk kaca mobil Hye in pelan.
"Hye in?"panggilnya lagi. Perlahan kaca mobil diturunkan hye in.
"Kenapa kau menangis disini sendiri? Bagaimana jika kau kehabisan oksigen? Keluarlah" taeyeon membukakan pintu mobil hye in. Hye in keluar dari mobil seraya menatap pria dibelakang Taeyeon.
"Ayo kita ke apartemen baekie dulu"ajak taeyeon.
.
Sesampainya diapartemen exo baekhyun memilih untuk masuk kedalam kamarnya sambil mendengarkan pembicaraan dua orang gadis yang sama sama dihatinya itu.
"Kenapa kau tadi menangis seperti itu?"tanya Taeyeon serya mengelus pundak hye in.
"Ah gwaechana,tadi Sehun oppa mengajakku bertemu ditaman untuk memberikanku undangan pertunanganmu"
Baekhyun menelan ludahnya susah payah mendengar perkataan hye in.
"Lalu?"
"Saat hendak pulang aku melihat kucing tertabrak mobil. Aku ingin menolongnya tapi aku tidak mungkin keluar dari mobil atau para fans akan mengerubutiku."dusta hye in. Taeyeon menghela nafasnya.
"Oh ya eonnie selamat ya,aku pasti akan datang kepesta pertunanganmu"
Taeyeon tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
"Baekhyun~ah"panggil taeyeon. Baekhyun yang diam diam menguping pembicaraan mereka didalam kamar terlonjak kaget saat calon tunangannya memanggilnya.
"Ne?" Baekhyun keluar dari kamar.
"Antar Hye in pulang"perintah taeyeon.
"Aku?" Baekhyun menunjuk dirinya sendiri.
"Ah tidak perlu eonnie aku bisa pulang sendiri,apartemenku kan hanya disebelah ini"
"Baiklah"sahut Baekhyun dan membukakan pintu untuk Hye in.
***
Apartemen girlstar.
"Kau tidak apa apa?"tanya baekhyun pelan seraya mengikuti langkah hye in kedalam kamar. Hye in membanting pintu kamarnya keras keras. Kali ini dia akan benar benar marah. Gadis yang kini menunjukan tatapan marahnya itu mengeluarkan undangan dari kantong sweaternya.
"Apakah aku baik baik saja? Tidak! Aku berulang kali membaca dua nama didalam undangan ini! Tetapi tidak akan berubah! Aku tidak berharap nama kim taeyeon berubah menjadi kim hye in. Aku hanya berharap namamu tidak ada disini! Hanya itu"nada bicaranya penuh penekanan.
"Apa? Kau mau apa? Bertanya apakah aku benar benar menangis karena kucing? Kalau kau masih menanyakan hal itu berarti kau bodoh! Aku hanya membenci diriku sendiri yang belum bisa membuang kepingan kepingan kisah indah beberapa tahun lalu. Bahkan setiap sebelum tidur aku selalu mengingatnya satu persatu. Aku membenci hatiku yang terasa begitu sakit melihat undangan yang tak seharusnya kutangisi"tangis hye in keras keras membuat Hyo an dan dua sahabat lainnya yang berada didepan pintu kamarnya khawatir.
'Prang!!'sebuah guci berhasil Hye in hancurkan.
"Hye in~ah,tenanglah!"baekhyun mendekap tubuh mungil gadis itu. Mencegahnya untuk berbuat hal yang lebih gila dari ini.
"Lepaskan aku!!!"hye in mendorong kuat kuat tubuh baekhyun.
"Kau fikir satu tahun terakhir ini aku benar benar bahagia? Benar benar sudah melupakanmu? Aku hanya memendamnya jauh didalam hatiku! Dan sekarang rasanya aku tidak bisa lagi memendamnya"
"Pukul aku! Tampar aku! Sakiti aku jika itu bisa membuat lega perasaanmu!" Hye in terdiam mendengar kata kata Baekhyun. Ia mendekat pada baekhyun sambil terus terisak.
Dan 'plakkk' sebuah tamparan keras berhasil mendarat dipipi baekhyun. Meninggalkan bekas merah disana. Hye in menarik kerah kemeja baekhyun. Seraya memandang lemah pria itu.
"Kenapa aku tidak bisa melupakanmu? Kenapa aku masih mencintaimu? Kenapa?" Baekhyun mendaratkan biburnya dibibir hye in. Menahan tengkuk hye in agar dia tak berkutik. Usaha hye in untuk menjauh dengan sisa sisa tenaganyapun sia sia. Satu menit dua menit tiga menit. "Aku mencintaimu"bisik baekhyun pelan dan kembali mencium gadis yang masih menangis itu. Hinggak beberapa saat kemudian hye in roboh,terjatuh kelantai. Debaran hatinya begitu cepat,berkali kali lebih cepat dari biasanya. Itu membuat hatinya terasa sakit.
"Hye in~ah"
"Keluar!!"teriak hye in.
Baekhyun melangkah mundur mendekati pintu kamar hye in. Membuka knop pintu dengaan pelan.
Hyo an,ji in dan raeun memandang Baekhyun datar.
"Maafkan aku"ucap baekhyun pada ketiga gadis didepannya lalu pergi meninggalkan apartemen milik girlstar.
"Hye in~ah"panggil hyo an lemah. Dia benar benar terpukul sekarang melihat hye in dalam keadaaan seperti ini. Terduduk seraya memeluk kedua lututnya diantara pacahan guci. Matanya masih mengeluarkan air mata. Air mata yang mungkin sudah ia tahan selama satu tahun lebih.
***
Dress berwarna krem yang sangat serasi dengan warna rambutnya yang coklat terang. Tak ada yang istimewa didalam dirinya,rambut panjangnya dibiarkan tergerai menari nari terkena tiupan angin. Lip tint berwarna soft pink sengaja ia gunakan untuk menutupi wajahnya yang pucat. Bulu mata yang terlihat lebih panjang dengan maskara dan alis yang khas korean.
Hye in memasuki sebuah gedung yang berada diujung kota Busan. Gedung yang jauh dari keramaian.
"Hye in~ah kau datang,kukira kau tak datang. Kenapa kau tidak bersama anggota girlstar yang lain? Mereka sudah datang dari tadi" taeyeon terlihat sangat bahagia hari ini. Wajahnya berbinar,sorot matanya memancarkan aura bahagia yang tak terkira.
"Aku terlambat bangun tadi"jawab hye in singkat.
.
Hye in pov
Baekhyun melangkah mendekatiku yang tengah duduk sendirian seraya memainkan ponselku. Jas hitam dengan dasi kupu kupu dilehernya. Dia sangat tampan hari ini. Dia duduk disebelahku,tepat disebelahku.
"Kau datang"ucapnya singkat seraya memberikan segelas kecil soju padaku.
"Aku tidak minum soju"jawabku singkat,diapun meletakkan kembali gelas mungil itu ke meja.
"Jangan marah lagi,aku sedih melihatmu seperti kemarin"
"Menjauh dariku jika kau tak ingin pestamu kuhancurkan"ucapan itu lolos lewat bibirku begitu saja. Tanpa berucap apapun Baekhyun beranjak pergi. Dan saat yang ditunggu tibba,tidak! Aku tidak menunggunya! Sama sekali tidak menunggunya. Para undangan berkumpul ditepi panggung mungil yang dihiasi bunga bunga nan cantik. Aku sama sekali tak ingin menyaksikan prosesi tukar cincin itu. Kulangkahkan kakiku menuju luar gedung,disana masih ada beberapa kursi dan meja yang ditata.
"Berikan aku 2botol soju"ucapku pada seorang pelayan lalu duduk disalah satu kursi yang dihiasi bunga bunga. Kupandangi bunga yang berada ditengah meja. Bunga lili,ya Baekhyun tidak pernah memberiku bunga lili lagi. Sesekali kusebar pandanganku keseluruh halaman gedung. Salju pertama turun hari ini. Cuaca begitu dingin.
Ku lontarkan senyum pada pelayan yang tengah meletakkan dua botol soju dimeja sebagai tanda terimakasih. Kuteguk sedikit demi sedikit soju dihadapanku sambil kembali melihat beberapa butir salju yang turun.
.
Author pov
Sehun,pria tinggi itu mencari cari sosok gadis yang sedari tadi tak muncul batang hidungnya. "Apa kau melihat hye in?"tanyanya pada Kai.
"Tadi kulihat dia keluar"
Sehun berlari keluar dan benar saja,gadis manis itu tengah menidurkan kepalanya dimeja sambil sesekai terbangun untuk meneguk soju. Dalam cuaca yang sedingin ini dan dengan pakaian seterbuka itu. Sehun melepas jasnya dan memakaikannya pada hye in. Sehun tak berniat untuk mengajak hye in berbicara,sehun tau betul bagaimana perasaan gadis yang mulai kehilangan kesadarannya itu. Dia juga sudah tau pertengkaran hebat yang terjadi beberapa hari yang lalu antar hye in dan hyungnya.
"Oppa,kenapa kau diam saja? Biasanya kau akan menanyaiku apakah aku baik baik saja,dan ketika aku menjawab baik kau pasti menegurku untuk jujur. Kau akan sangat bawel ketika aku sedih. Kenapa kau diam saja?"racau hye in.
"Hye in~ah,jangan minum sebanyak ini"
"Setidaknya ini akan membuatku bahagia meskipun sebentar"jawab hye in lesu.
"Hye in~ah apakah selama hampir dua tahun ini kau hanya pura pura bahagia?"tanya sehun lirih.
"Hari ini adalah hari pertama salju turun,jadi aku boleh berbohong kan? Baiklah aku akan berbohong. Aku benar benar bahagia oppa"ucap hye in diiringi air matanya yang mengalir disudut mata indahnya.
Sehun segera memapah hye in kedalam mobil dan membawanya pulang ke apartemen. Tubuh mungilnya itu tak membuat sehun merasa sulit untuk menggendongnya dari basement keapartemennya,apartemennya? Tentu saja apartemen girlstar pasti dikunci sekarang. Dalam kondisi seperti ini hye in tak mungkin ingat nomor pin pintunya.
.
Sementara itu pesta sudah usai dan semuanya kembali kerutinitas masing masing seolah tak ada yang hal terjadi. Ini adalah pertunangan ra-ha-si-a. "Dimana sehun?"tanya Baekhyun.
"Sepertinya dia pulang. Hye in mabuk berat tadi"mendengar kata kata kai,baekhyun segera pulang keapartmennya.
.
"Baekhyun oppa"entah sudah berapa kali hye in menyebut nama itu.
"Baekhyunmu itu sudah bertunangan! Jadi jangan mengingatnya!"bentak Sehun yang tengah berdiri dihadapan hye in. Dengan sekuat tenaganya Hye in berdiri menatap Sehun lekat lekat.
"Bolehkah aku menciummu? Bolehkah aku meluapkan kerinduanku pada baekhyun oppa padamu?"mata bening hye in kembali mengeluarkan air matanya. Sehun mengangguk pelan. Hye in berjinjit mendekatkan wajahnya dengan wajah tampan sehun yang jauh lebih tinggi darinya. Hye in menangkupkan jari jari mungilnya pada wajah bak malaikat itu. Dan 'cup' hye in benar benar menciumnya.

Sehun pov
Dia menciumku. Tapi bukan karena cinta atau rindu padaku. Melainkan sebuah pelampiasan rindunya yang mendalam pada Baekhyun. Biarkan! Biarkan seperti ini,tidak apa apa. Asalkan dia bahagia aku tidak apa apa. Bibirnya yang dingin seolah memberi tahuku bahwa hatinya teramat sangat sakit. 'Glek'pintu apartemen terbuka,kulirik siapa yang datang, Baekhyun hyung. Biarkan seperti ini,biarkan baekhyun melihat betapa menderitanya hye in. Dengan airmata yang terus mengalir hye in masih menciumku. Sesekali ia terisak menangis.
Baekhyun masih terpaku menatap kami berdua.
"Hye in~ah"panggilnya pelan. Hye in melepas ciumannya dan menoleh kearah Baekhyun.
"Tidak begini! Apa ini disengaja?"tanya baekhyun.
"Ya ini memang disengaja,dia menciumku karena dia ingin melampiaskan rasa rindunya padamu"jawab Sehun.
"Kau tidak mengerti penderitaan hye in bukan? Dia rela menahan seluruh amarah dan kesedihannya selama beberapa tahun terakhir ini hanya untuk membuatmu merasa lega dan tidak lagi merasa bersalah,dia hanya tidak ingin mengganggu hubungamu dengan taeyeon"jelas Sehun.
"Ayo kuantar pulang"ajak Sehun seraya menggandeng tangan hye in.
.
.
To be continue

0 komentar:

Posting Komentar