UNSAID LOVE! (ONESHOOT)

unsaid love
Unsaid Love!

Author : Jung Shafa | Length : Oneshoot | Cast : Jung Sena – Oh Sehun | Rating – General | Genre : School life – Sad – Hurt

Disclaimer : Fanfic ini adalah murni buatan saya dan maaf jika alurnya berantak ataupun feel yang enggak ngena sama sekali karena pada dasarnya faNfic ini ku tulis hanya untuk mengenang yang telah hilang apasih kok jadi ngawur gini, yuk ah langsung aja.

Jung Sena’s note.

Dia adalah Oh Sehun, lahir dari keluarga berada dan bahagia namun sejak 3 tahun yang lalu takdir merubah jalan hidupnya. Ketika sang ayah ‘jatuh cinta’ pada seorang gadis seusia kakaknya lalu ibunya juga tak mau kalah. Semua berubah setelah itu. Oh Sehun menjadi anak broken home. Dia sangat jarang pergi kesekolah, melakukan beberapa hal negatif dan yang lainnya. Aku mendengarnya dari bibinya yang notabene adalah teman bibiku, dia adalah mantan kekasih anak bibiku atau apalah itu aku tidak terlalu peduli dengannya. Ya aku tak peduli dengannya dulu dan sekarang semua berubah. Aku tau banyak tentang dia dan dia bahkan tidak tau bahwa aku adalah saudara Heera -anak bibiku- padahal dia dulu sering sekali datang kerumah Heera dan aku juga tak jarang ada disana. Hei! Aku belum mengenalkan diriku sendiri kan? Hampir saja lupa, Aku Jung Sena 17 tahun. Aku naik ketingkat 3 SMA tahun ini. Jangan lupakan hal penting yang harus kalian ingat, aku siswi kelas unggulan disekolah dan aku anak baik-baik, sangt baik karena aku tergolong jarang melanggar tata tertib sekolah -jika tidak tergoda oleh teman yang lain- hehehe…

Kembali pada Oh Sehun, aku beberapa kali pernah berpapasan disekolah ketika tengah berjalan bersama Yihwa-sahabatku- Sehun senang sekali menggoda Yihwa karena Yihwa adalah mantan kekasih sahabatnya. Sehun selalu tersenyum sampai-sampai mata sipitnya itu hampir hilang ketika berpapasan dengan Yihwa. Saat ditingkat dua kelas kami berhadapan dan tak jarang aku jatuh pada pesonanya itu namun lagi-lagi aku merasa tidak menaruh minat padanya, karena aku lebih berminat pada siswa cool yang terlihat cerdas yeah seperti teman sekelasku contohnya.

Lalu aku baru menyadari bahwa ia tak mengenaliku ketika laki-laki itu mengirimiku sebuah pesan. Aku masih ingat betul bagaimana pesan itu. Dia bertanya dimana sekolahku? rumahku? tingkat kelasku? hei dia bodoh atau apa sih? Ya dia sangat bodoh, tidak diakhir cerita aku akan menyadari bahwa akulah yang bodoh.

Kami dekat begitu saja seperti mimpi karena mungkin sangat sebentar. Sehun itu konyol dan sangat menyebalkan, itu yang dikatakan Yihwa dan teman-teman sekelasnya. Tapi bagiku dia sangat manja dan menggemaskan hehe. Dia memintaku untuk menciumnya sebelum tidur -sekedar lewat chat- oh god itu sangat menggelikan bukan. Tapi aku selalu bahagia ketika dia menggunakan kata sayang diakhir kalimat usai merengek meminta sesuatu padaku dichat dan aku selalu mengirim chatnya pada dua sahabatku -Yihwa dan Nayoung- mereka selalu sabar menghadapi aku yang super aktraktif ketika menerima pesan dari Sehun. Beruntungnya aku punya mereka, jika tidak mungkin hatiku akan meledak karena selalu menahan rasa bahagia ini sendirian.

Semua tidak berjalan seperti yang kuharapkan. Ya, semua jauh dari alur yang seharusnya. Ini dimulai ketika Sehun terus saja merengek memintaku untuk berkencan atau sekedar datang kerumahnya. Hell, kerumahnya? bukankah dirumahnya hanya ada dia? ayahnya bersama ibu barunya dan kakaknya tinggal ditempat yang dekat dengan kampusnya lalu ibunya? dia pergi…

Aku tidak mungkin untuk meminta ijin pada ibu. Ibu tahu benar tentang Sehun dan latar belakang hidupnya. Ibuku, aku telah merasakan aura ketidaksukaan ketika aku mengatakan bahwa aku sedang dekat dengan Sehun. Jika aku meminta ijin untuk pergi bersama Sehun maka pastilah aku tidak akan diijinkan keluar dengan alasan apapun setelahnya.

Mungkin lebih baik jika aku memintanya datang kerumahku saja, bukankah lebih aman? ya kufikir seperti itu sebelum semuanya…. Sebelum ibuku menolak permintaanku itu. Aku bahkan memohon pada ibu tapi ibuku tetap pada pendiriannya. Aku sudah terlanjur berjanji pada Sehun kala itu. Mencoba menghubungi Nayoung adalah cara yang tepat saat itu, akhirnya setelah bercerita panjang lebar dengan Nayoung, gadis itu memutuskan untuk menyuruhku berbohong pada Sehun. Nayoung menyuruhku untuk mengatakan pada Sehun bahwa aku tidur dirumah Nayoung malam ini. Dan aku mengatakannya lalu Sehun kecewa…
Ini memang harus diakhiri karena ibuku benar benar melarangnya. Sehun, maafkan aku..

Sejak itu Sehun semakin jarang mengirim pesan padaku. Oh ya dia tentu saja kecewa padaku, apa lagi?
Nayoung terus berusaha menghiburku dan itu sedikit membantu. Tapi tidak sejak hari itu,tepatnya Kamis. Saat itu aku memutuskan untuk pulang bersama Yihwa. Ketika aku tengah sibuk mengedarkan pandanganku diantara ratusan siswa yang berkerumun seolah ingin cepat pulang kerumah. Yihwa tertawa cukup keras dan itu membuatku menoleh padanya. Oh tidak! Dia tengah tertawa bersama Sehun, Laki-laki berkacamata dengan sweater yang menutupi baju seragamnya itu berdiri membelakangiku. Aku ingin berlari saat itu tapi kakiku benar-benar tidak bisa diajak bekerja sama. Sampai akhirnya dia berbalik arah dan aku mendongak menatapnya, -tinggiku hanya sebahunya.-

Sehun tersenyum sangat lebar saat itu hingga mata sipitnya benar-benar hilang dan mungkin itu adalah saat yang tepat untuk bersembunyi.

Laki-laki itu menadaratkan tangannya dipuncak kepalaku dan mengelusnya pelan. Shit! mimpi apa aku tadi malam, yeah aku hanya bisa memikirkannya saat itu.
Hun disini banyak sekali orang dan kau melakukannya. Jangan membuatku banyak berharap. Aku sukses meloncat kegirangan didalam kamar sendirian setelahnya.

Belum selesai euforiaku Kamis siang itu, dan malamnya dia kembali mengejutkanku. Sehun datang kerumah Hee ra dan naasnya aku sedang berada disana. Tidak aku tidak boleh menemuinya, aku sedang sangat jelek sekarang. Semuanya berlalu dan aku menceritakan perdetailnya pada Nayoung lalu seperti biasa Nayoung sangat antusias menyaksikan kegilaanku.

Jum’at menjadi hari yang paling buruk! Baru saja aku berbahagia karena Sehun dan saat itu aku harus menangis karenanya juga.

Ketika teman sekelasku menceritakan hal yang membuatku seolah jatuh tertelan bumi. ‘Sehun,kemarin datang ke ulang tahun temanku dengan perempuan, Bahkan Sehun menggandengnya’ kata-kata itu sampai saat ini masih terasa sangat menyakitkan bagiku. Apa lagi ketika teman sekelasku mengirimkan padaku foto Sehun yang tertawa bahagia disamping perempuan itu. Jika itu adalah kemarin maka dia sangat jahat! Untuk apa Sehun mengusap puncak kepalaku lalu tiba-tiba datang kerumah Heera untuk menemuiku dan pada akhirnya dia pergi ke pesta ulang tahun bersama perempuan lain?

Perempuan itu adalah siswi SMA sebelah. Kata temanku yang satu sekolah dengannya Aku bahkan jauh lebih cantik dari dia. Tidak, lalu kenapa Sehun memilihnya?

Aku sangat kacau beberapa hari itu, Yihwa dan Nayoung mencoba menghiburku mereka selalu berhasil membuatku merasa senang tapi ketika malam tiba lalu lampu kamarku telah padam aku selalu saja menangis sendirian. Itu terjadi hingga saat ini, meskipun sekarang lebih jarang. Rasa pedih itu bahkan masih terasa sekarang ketika aku memutar lagu yang sama setiap malam. Rasanya baru kemarin dia melakukannya.
Aku segera sadar bahwa akulah yang salah. Ya! Dia kecewa padaku.

Namun sejak hari itu, Sehun seperti selalu saja muncul setiap aku keluar kelas. Seolah tidak akan membiarkanku melupakannya. Dia ada dilapangan bermain-main dengan teman-temannya lalu ketika beberapa temannya menyadari kehadiranku mereka semua bersorak riuh, oh norak sekali.-tapi aku sangat senang-

Dia selalu muncul dan aku selalu mencarinya. Seperti hari itu ketika aku menaiki tangga dengan gusar bersama Nayoung, dia tiba-tiba lewat lalu memanggil namaku. Oh betapa bahagianya ketika mendengarnya memanggil namaku. Seperti aku yang selalu menggumamkan namanya sampai saat ini. Menggumamkan namanya ketika aku merasa bahagia,sedih atau putus asa. Ketika aku tak sengaja melihatnya melepas kaos olahraganya dan melihat badannya yang kurus itu. Lalu ketika dia rela duduk sebentar didepan kelasnya usai ganti baju seragam hanya untuk menungguku lewat disana. Hun! Jangan bersikap seperti itu!

Mungkin aku selalu kelewat bahagia ketika Sehun melakukannya untunglah Nayoung sudah sangat terbiasa dengan sikapku. Ketika melambaikan tangan padaku sambil tersenyum lebar, ketika aku berdiri dibalkon dan dia dibawah sana lalu aku berlari masuk kelas karena malu, ketika dia selalu memanggil namaku saat kita berpapasan.

Dan ketika hari tes telah tiba dan aku dalam mood yang sangat buruk, saat itu aku duduk santai didepan perpustakaan bersama Yihwa dan Sehun lewat bersama temannya. Dia memanggilku ‘sayang’ dan moodku naik berpuluh puluh persen saat itu,jangan lupa juga untuk memberitahu hal ini pada Nayoung juga hehhe.

Aku masih ingat hari Senin itu, ketika Nayoung mengajakku untuk bolos pelajaran biologi dan kami berdua duduk santai didekat taman sekolah. Mungkin uks adalah pilihan yang tepat mengingat Nayoung sedang sakit saat itu. Baru saja aku akan beranjak dan lihat siapa yang tengah berjalan kearahku sekarang? Sehun, dia tersnmyum seperti biasanya dan rambutnya terlihat lebih rapi dari biasanya.

Dia tak mengucapkan apapun saat itu hanya saja dia berdiri telalu dekat denganku lalu sebuah cubitan ringan dilenganku menyadarkanku dari lamunan yang mungkin terlalu jauh saat itu. Sehun tersenyum ketika aku memekik sakit. Oh Tuhan bisakah aku tetap merasakan sakit ini dilenganku agar aku bisa ingat saat-saat seperti ini, gilakan aku? Tapi kurasa Sehun lebih gila.

Dia gila, ya aku tidak tahu apa yang ada diotaknya sampai saat ini. Dia bersikap seolah memberiku harapan tapi nyatanya dia tidak benar-benar memberinya
Dia selalu bersikap manis kala kita bertemu namun tak ada tanda-tanda hubungan kita akan membaik. Dia tak pernah mengirim pesan padaku yeah! karena akunnya sudah ku blokir. Setelah melalui perundingan panjang dengan Nayoung maupun Yihwa akhirnya aku memutuskan untuk meng’add’ akunnya lagi. Dengan berbagai konsekuensi, mungkin bisa saja Sehun memasang foto profil bersama kekasih barunya? Tapi peduli apa aku? Dimana harga dirimu Sena? lupakan tentang itu setidaknya aku harus tau apa saja yang dia lakukan lewat akunnya itu dengan begitu aku akan bahagia. Meskipun nyatanya kita tidak pernah lagi berhubungan. Biarlah, aku sudah bahagia seperti ini.

Mata sipitnya itu yang kadang-kadang dilapisi kacamata persegi panjang berbingkai hitam. Hidung mancungnya, Kulitnya yamg putih dan rambutnya yang semakin panjang dan berantakan itu aku tidak bisa menahan manik mataku untuk tidak mencarinya. Aku tidak bisa berhenti tersenyum kala melihatnya dengan apapun yang sedang dilakukannya. Ketika dia tiduran dikursi depan kelasnya sambil bermain game diponselnya. Ketika dia tertawa bebas bersama teman-temannya. Ketika dia bermain basket dengan timnya. Hingga aku memutuskan untuk tetap mempertahankan rasaku ini sampai saat ini.

Ketika hari kelulusan tiba..

Aku menangis semalaman saat itu dan itu membuatku harus mengoleskan banyak-banyak concealer dibawah mataku sebelum berangkat ke farewell party. Aku tidak ingin berpisah dengannya. Aku masih ingin menatapnya kapanpun aku mau. Aku ingin melihat senyumnya juga mendengarnya memanggil namaku. Lalu apa yang aku lakukan besok? apakah aku harus mengatakan bahwa aku menyesal kala itu? apakah aku harus menceritakan semuanya? apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya lalu memintanya kembali? apa aku harus mengatakan bahwa aku berbohong ketika aku membatalkan undanganku untuk datang kerumah kala itu?

Dan pesta berakhir…
Aku masih ingat betul. Sehun berada disamping gedung dan aku berdiri didekat jendela sambil menggenggam erat-erat jari-jari tanganku. Kalimat yang kubaca beberapa hari yang lalu kembali terngiang. ‘buatlah kenangan manis dengannya meskipun untuk terakhir kalinya’ aku menggeleng kuat-kuat.
Lalu jika hanya berfoto saja apa salahnya?

Saat itu mulutku hampir saja memanggil namanya. Bodoh! Aku tidak seberani itu.
Yihwa! Ya dia pasti bisa menolongku saat ini. Sedikit ragu sebenarnya meminta tolong pada Yihwa, bukan karena meragukannnya tapi aku meragukan diriku sendiri. Takut jika tiba-tiba aku jatuh pingsan karena jantungku berdetak terlalu cepat.

Jemariku benar-benar sedingin es kala itu. Sehun melepas jasnya lalu meletakkannya dilengan kirinya dan menyisakan kemeja putihnya lalu berdiri disampingku. Dia menoleh padaku sebentar lalu berkata ‘oh kau ya?’ aku sempat melirik sebentar kelengan kirinya, tidak ada ruang untuk tanganku. Ah untuk apa bergandengan, berdiri sedekat ini saja mau pingsan rasanya.

Dan ‘cekrek’ heol! aku berhasil melakukannya.

Nayoung harus tau tentang ini, dia tidak boleh ketinggalan.

Lalu semua berakhir, aku? aku tidak jadi mengatakan apa yang sebenarnya. Aku juga tidak jadi mengungkapkan perasaanku. Aku tidak jadi jujur padanya. Dan semuanya akan terpedam dalam didalam hatiku. Yeah, semuanya akan menjadi perasaan yang tidak sempat terungkapkan. Perasaan yang kutangisi kala aku merindukannya. Perasaan yang membuatku terus saja menggumamkan namanya dan aku merasa lelah dengan ini.

Sampai kapan aku harus seperti ini? Aku lelah, Sehun tidak pernah lagi terlihat dalam jarak pandangku seusai farewell party 3 bulan lalu. Aku sangat merindukannya, aku ingin melihatnya lagi.
Dan kalian harus tahu bahwa perpisahan yang paling terasa menyakitkan adalah perpisahan yang tidak sempat diucapkam dan dijelaskan. Kau akan merasa seolah hatimu benar-benar penuh sesak dan ingin sekali berlari kerumahnya untuk memeluknya meskipun sebentar. Oh ya, tentu saja tidak mungkin. Lalu pada akhirnya aku lah yang terjebak dalam cinta yang tidak terungkapkan. Terus saja memikirkannya setiap hari.
Sehun-a bisahkah kau pergi dari fikiranku? Aku ingin melupakanmu. Hatiku sudah sangat lelah menahan semua perasaan ini karena ini akan percuma, bahkan jika kau kembali ayah dan ibuku tidak akan pernah mengijinkannya…

Aku harus melupakanmu hun!

Kau sungguh sangat jahat, kau menyakitiku lagi dan lagi.
Tapi dengan bodohnya aku memikirkanmu lagi dan lagi.
Hatiku terasa kau tarik ulur selama ini.
Selalu bersedih, dan mengapa aku lagi?
Terkadang saat hujan, datang mengguyur dengan lebatnya
Seseorang yang kembali aku pikirkan adalah kau.
Kerinduan hati terdalam tidak pernah bisa berhenti.
Menangisimu setiap malam seperti orang bodoh
Aku mungkin satu-satunya yang merasa sakit.
Seseorang yang kembali aku pikirkan saat hujan
Seseorang yang semakin aku rindukan saat hujan
adalah dirimu…
Apa yang harus aku lakukan, sehingga kau kembali?
Seiring dengan berjalannya waktu selama itu aku menahan luka
Aku telah bertindak begitu bodoh
Bertemu denganmu tanpa cinta bukanlah masalah besar tapi
ketika aku meletakkan tangan kananku di dada
Aku merasa sangat menyesal karena tahu bekas luka yang nyata
Aku hanya bisa membiarkanmu pergi dalam kesepian tanpa mencoba memahami rasa sakit yang kurasakan.
(remake from ‘When it rains- Melodyday ft. Ravi VIXX)

selesai!!! heheee aku ga tau dapet dari mana insprasinya tapi yang jelas aku lagi pengen nulis yang bentuknya kaya catatannya seseorang gini dan nemu lah ide Jung Sena yang kebanyakan ngarep dan Oh Sehun yang kebanyakan harapan ini kkkk. Sebenernya siapa yang salah disini? Sena atau Sehun? Suka atau tidak tetap tinggalkan jejak ya love you ^^

0 komentar:

Posting Komentar